Untuk sobat Revival yang menggunakan platform Steam untuk memainkan sebuah gim, tentu tidak asing dengan nama Gabe Newell atau yang akrab dipanggil Gaben. Dirinya adalah CEO dan Co-founder dari Steam yang kesuksesannya tak perlu dipertanyakan lagi.
Baru-baru ini pria berusia 57 tahun tersebut diwawancarai oleh IGN tentang banyak hal terutama untuk mempromosikan Half-Life: Alyx, gim terbaru dari seri Half-Life yang sudah lama dinanti-nanti selama kurang lebih 13 tahun.
Gaben mengatakan alasan mengapa Half-Life tertunda karena pihak studio tidak ingin mengikuti aturan industri dan mendapat untung dari waralaba. Pada saat yang sama, kepala studio mencatat bahwa keputusan ini bisa salah.

“Game Half-Life dirancang untuk memecahkan masalah yang tidak biasa. Dan Alyx melakukan fungsi ini. Mungkin kita terlalu bodoh dan karena itu tidak merilis bagian baru begitu lama.
“Tetapi Valve tidak memberi cap Half-Life satu per satu hanya karena Valve membantu kami menunjukkan angka yang baik dalam laporan keuangan kami. Ini mungkin bukan keputusan yang tepat. Pada akhirnya, kami merilis Steam Machine dan Artifact, yang ternyata sangat mengecewakan,” terang Gaben ke IGN.
BACA JUGA: Lawan Virus Corona, 8 Tim Dota Tiongkok Bergabung Membentuk Asosiasi
Dalam wawancara ini juga Gaben berbicara tentang bagaimana dan mengapa dia meninggalkan Microsoft dan ikut mendirikan Valve, mengapa Valve dekat dengan ‘The Matrix’ (film) daripada yang kita sadari, dan tentunya tidak ketinggalan berbicara mengenai Dota 2.

Gaben mengatakan bahwa Icefrog masih bekerja di Steam dan bertanggung jawab atas pengembangan Dota 2. Ketika ditanya tentang apa permainan favoritnya di tahun 2019, Gaben hanya tertawa.
“Saya tidak mengerti mengapa saya akan memainkan gim apa pun selain Dota 2 pada saat ini. Saya hanya akan terus bermain Dota 2,” jelas Gaben.
Gaben juga berbicara tentang Artifact, yang sering disebut-sebut sebagai kegagalan terbesar Valve. Dia mengatakan “kami selalu khawatir tentang apa yang perlu kami lakukan selanjutnya dan bagaimana kami berkembang, serta apa saja tantangan baru.
“Saya akan meluangkan waktu untuk berpikir tentang Artifact dan mencoba memahami mengapa permainan ini ternyata mengecewakan.
Ini jauh lebih berguna daripada memikirkan kontribusi apa yang kami buat untuk industri. Opsi pertama akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik di masa depan, dan yang lainnya kurang efektif,” ucap Gaben.
Editor: Yubian Asfar