FULL STORIES: Ini Dia Perjalanan Mushi Sebagai Pro Player DOTA 2


Banyak dari para fans DOTA 2 yang sedikit mengubah pola pikir mereka setelah melihat serial True Sight episode kedua kepada seorang Mushi. Seorang legenda hidup yang hidupnya didedikasikan untuk DOTA. Apapun penilaian yang hadir, kita tak bisa menolak bahwa Mushi merupakan salah satu orang yang memiliki begitu banyak impact untuk banyak orang untuk bermain DOTA lebih dari sebelumnya.

Sedikit menepikan hal tersebut, dengan melihat segala hal positif yang ada di diri Mushi, mari berikan respect terbesar kita untuk dirinya. Dan sembari kita menunggu masa depan yang entah kapan diputuskan olehnya, mari kita sedikit membahas bagaimana perjalan Mushi di game yang kita banggakan ini.

Dimulai dari masa-masa di DotA yang saat itu ia sudah mulai memiliki “nama”, namun baru di 2011 saat DOTA 2 muncul, ia bergabung dengan Orange bersama dengan teman-temannya semasa masih satu tim di DotA.

Dan, perjuangan Mushi bersama Orange terus berlanjut sampai di 2012 tim tersebut masuk ke The International. Yang mana mereka bisa berhasil mendapatkan undangan dari Valve setelah membuktikan mereka bisa menjadi salah satu kekuatan DOTA 2 saat itu. Dan Mushi? Dengan sangat sukses memainkan Morphling, namun sayang akhirnya Morphling mendapatkan nerf setelah TI2 selesai.

Dan pada akhir 2012 sampai awal 2013, merupakan masa-masa kritis untuk Orange sampai akhirnya beberapa pemain memilih hengkang menyisakan Mushi dan XtiNcT saja. Namun, karena hal itulah, Mushi seperti menemukan pasangan terbaiknya di diri Ohaiyo yang masuk ke tim ini.

Dan, perjalanan Orange di tahun 2013, sangat menawan. Mushi? Dialah salah satu kunci dimana tim ini bisa menjadi juara ketiga di The International 2013. Mushi bahkan digadang-gadang akan menjadi “seseorang” di beberapa tahun mendatang. Dan terbukti, di TI3, ia berhasil bermain luar biasa dengan banyaknya hero yang ia gunakan. Menjadi momen yang cukup memorable.

Setelahnya? Selepas TI3, Team DK bergerak cepat dengan langsung menarik Mushi ke tim yang bisa dibilang paling mengerikan saat itu.

Team DK saat itu benar-benar menjadi momok bagi lawan-lawannya, bahkan gelar StarLadder StarSeries Season 9 berhasil Mushi persembahkan untuk tim asal China ini. Faktanya, Team DK berhasil menjadi jawara tanpa menelan kekalahan sekalipun!

Dan di The International 2014, Mushi berhasil membawa Team DK menjadi juara ke empat. Sayangnya, hasil ini tidak cukup memuaskan dan membuat Team DK pecah, sebelum akhirnya bubar di tahun 2015.

Selepas dari Team DK, Mushi memilih untuk kembali bersama dengan teman-temannya di Orange yang saat itu sudah diakuisisi oleh Titan. Bersama mereka, Mushi membentuk Team Malaysia.

Namun, Mushi pada akhirnya memilih pergi pada akhir 2014 setelah adanya masalah internal dengan beberapa pemain di dalam tim.

Dengan hengkangnya Mushi, Ohaiyo juga mengikuti Mushi yang akhirnya mereka menjadi standin di tim LV Gaming. Tim satu ini bahkan sempat menjadi juara di Dota 2 League Season 5, yang setelahnya membuat 5 pemain termasuk Mushi dan Ohaiyo untuk bergabung dengan EHOME.

Performa EHOME bersama Mushi saat itu memang kurang baik. Namun setelah berakhirnya DOTA 2 Asia Championship yang mana Mushi menjadi pemenang untuk 1v1 solo mid, EHOME memutuskan untuk membuat tim EHOME baru untuk membawa bendera di Malaysia.

Dan Mushi bersama Ohaiyo menjadi 2 pilar pertama di tim EHOME.my yang kemudian menarik kYxY, Kecik Imba, dan JoHnNy. Namun sayang, belum ada sebulan, tim ini akhirnya memilih untuk keluar dari manajemen EHOME dan menggunakan bendera Team Malaysia kembali.

Di kesempatan kali itu, mereka malah menjadi salah satu tim kuat di SEA. 16 wins streak? Bukan prestasi yang mudah tentunya.

Dan karena performa mereka yang luar biasa itulah, organisasi e-Sports yang sedang vakum untuk divisi DOTA 2-nya, akhirnya memberanikan diri untuk mengakuisisi Team Malaysia ini. Ya, tim itu adalah Fnatic.

Tim Fnatic generasi pertama ini sayangnya hanya menempati posisi 13-16 di The International 2015. Hal ini pula yang memicu pergantian roster dalam diri Fnatic. Mushi sebagi leader saat itu memilih Black, Dj, dan Net untuk masuk ke dalam tim.

Semua berjalan lancar dengan prestasi Fnatic yang mencorong. Slot ESL One New York berhasil diamankan, BTS SEA juga mereka juarai. Namun seolah mereka kehabisan bensin, di Frankfurt Major hanya menjadi pesakitan dengan menempati posisi 13-16. Beruntung, Nanyang Championship saat itu memberikan direct invite untuk mereka, tapi sayangnya mereka secara tragis kalah di group stage. Di saat yang lain, Fnatic juga harus rela kalah melawan Mineski di perebutan slot untuk The Summit 4. Dengan semakin menurunnya performa Fnatic kala itu, Black memilih untuk mengundurkan diri, dan digantikan ADTR sebagai stand-in.

Sebagai persiapan untuk Shanghai Major, MidOne direkrut untuk mengisi slot yang kosong. Dan Mushi mengalah untuk menjadi support mengingat di posisi 1 ada Net di sana dan MidOne merupakan pemain posisi 2. Dimana di Major tersebut, Fnatic berhasil menempati posisi 5-6.

Namun, menjelang The International 2016, Net memutuskan untuk hengkang dan 343 masuk menggantikannya membuat Mushi kembali bermain di posisi core. Dan dengan roster tersebut, Fnatic mendapatkan prestasi terbaiknya; posisi 4 di TI6 lalu. Setelah sebelumnya juga mereka mengamankan slot Starladder iLeague Starseries Season 2, dan juga The Summit 5.

Namun entah apa yang ada di benak para pemain Fnatic saat itu, 3 pemain harus hengkang dan membuat Mushi memutar otak untuk mencari penggantinya. Dan datanglah trio TNC; DeMoN, Raven, dan Eyyou. Roster ini seolah menunjukkan keseriusan Fnatic untuk menjadi lebih baik. Sayangnya, semua hanya teori di atas kertas. Prakteknya, mengecewakan. Bahkan banyak dari fans mereka berujar bahwa semua terjadi atas kesalahan Mushi yang salah memilih roster, ataupun mengatakan bahwa ia sudah saatnya pensiun mengingat dalam beberapa game Fnatic, Mushi menjadi aktor dari kekalahan yang ada.

Puncaknya ada saat Fnatic bersama Evil Geniuses menjadi tim yang hadir di serial True Sight. Pada episode kedua, banyak sekali cecaran para penonton yag menilai buruk tentang Mushi. Bahkan atas hal ini, DeMoN dan Eyyou sampai membuat postingan klarifikasi jika serial True Sight menggiring opini publik yang salah. Dimana kenyataannya, kepribadian Mushi bukan hanya seperti yang muncul di kamera.

Kegagalan yang seolah tidak kunjung habis, yang puncaknya dimana Mushi gagal membawa tim ini lolos ke Boston Major akhir tahun lalu. Memaksa trio TNC tersebut harus cabut dari tim dan menyisakan duo Mushi dan Ohaiyo lagi dan lagi.

Dan menyisakan beberapa hari sebelum ESL ONE Genting, tim ini masih belum mengumumkan roster resminya. Malah E-Sukan, fan page e-Sports dari Malaysia yang pertama kali membocorkan siapa saja yang akan bermain di Genting nantinya. Salah satunya, InYourdreaM, asal Indonesia saat itu yang digadang-gadang akan membawa kesuksesan nantinya untuk tim Fnatic.

Ekspektasi itu sirna. ESL One Genting malah menjadi pesakitan untuk Mushi yang di-blame para fans habis-habisan. Seperti saat Lifestealer-nya melakukan teleport di depan tower. Ditambah dengan InYourdreaM yang memutuskan untuk pulang kampung ke Indonesia membuat Fnatic semakin di ujung tanduk.

Bahkan mereka juga memutuskan untuk tidak ikut serta dalam babak qualifier DAC 2017. Dan Mushi, secara mengejutkan, mengumumkan kepergiannya dari Fnatic pada 6 Februari lalu. Dengan masa depan yang masih belum jelas seperti sekarang ini. Bagaimana menurut kalian? Apakah ia akan kembali masuk pro scene atau akan mengakhiri kariernya dari DOTA 2?

Oh ya, kami juga punya polling di bawah ini. Tentang bagaimana Mushi di mata kalian. Silahkan diikuti polling-nya.

Bagaimana Mushi Saat Ini di Mata Kalian?

Saya masih respect pada Mushi, berharap ia kembali.
Respect saya pudar namun tetap mendukung kariernya.
No more respect! He better stop.

SurveyMaker


Leave a Reply