[TI8 Team Profile] Amunisi dan Strategi Baru Evil Geniuses Menuju Trofi Aegis Kedua

evil geniuses di ti8

Evil Geniuses, sebuah tim esports asal Amerika Utara yang mulai digandrungi penggemar di penjuru dunia setelah perjalanan bersejarah saat menjuarai The International 5.

Berisikan pemain muda fenomenal, SumaiL di umur 17 tahun membuat tim ini semakin menjadi buah bibir para penggiat esports Dota 2 di tahun 2015.

Evil Geniuses menjuarai The International 2015.

Bukan hal yang mengagetkan bila tim ini juga dihadapkan ekspektasi yang besar mengingat statusnya sebagai juara.

Selain itu, kutukan The International yang belum kunjung hancur turut menjadi tantangan tersendiri bagi tim yang terkenal dengan tagar #BleedBlue.

Evil Geniuses melawan Na’Vi. Sumber: DreamHack

Evil Geniuses sendiri memulai musim 2017/18 dengan penuh rasa optimis. Mereka tetap menggunakan roster andalan sejak TI 7 berakhir. Namun lambat laun akhir tahun 2017 menjadi momen menurunnya performa tim tersebut.

Gagal di ajang PGL Open Bucharest hingga DreamLeague Season 8 membuat tim EG menendang sosok pemain berbakat seperti zai dan Universe.

Lantas, Evil Geniuses mengambil keputusan kontroversial dengan menarik Fear dari masa pensiun serta membawa MISERY.

MISERY memimpin EG di ESL One Birmingham 2018. Sumber: ESL

Hingga akhirnya mereka menghadirkan perubahan kembali ke roster EG atas performa yang tidak menunjukan peningkatan.

Kepergian Fear dan MISERY menandai kedatangan dua pemain veteran, Fly dan s4 ke tim esports asal Amerika Utara tersebut.

Evil Geniuses Dota 2 Roster:

  • Artour “Arteezy” Babaev
  • Sumail “SumaiL” Hassan
  • Gustav “s4” Magnusson
  • Andreas “Cr1t-“ Nielsen
  • Tal “Fly” Aizik

Meramu Komposisi Pemain dan Jatuh Bangun Evil Geniuses

china dota2 supermajor hari 5
Source: PGL

Evil Geniuses Statistik:

  • Total Pertandingan: 214 (Dire 89, Radiant 125)
  • Winrate: 61,68%
  • Total Hero Dimainkan: 112 (Uncpicked Heroes: Meepo, Huskar, Oracle).
  • Hasil Turnamen: 3-4th ESL One Genting 2018, 2nd Galaxy Battles II: Emerging Worlds, 1st GESC: Indonesia Dota2 Minor, 1st DOTA Summit 9

Mungkin beberapa di antara kalian sangat optimis melihat roster Evil Geniuses pada awal musim Dota Pro Circuit. Namun nama-nama besar bukanlah hal yang utama dalam ranah esports Dota 2 level internasional.

Source: PGL

Strategi tentu menjadi skala prioritas para punggawa Dota 2 di level internasional, ingat nama bukanlah segalanya. Dengan pemain segudang pengalaman mereka justru terjatuh pada akihr tahun 2017.

Kegagalan Evil Geniuses sendiri dimulai pada ajang DreamLeague Season 8 dan DOTA Summit 8. Mereka kalah dan berimbas kepada susunan roster yang penuh dengan bintang tersebut.

Syed “SumaiL” Hassan di ESL One Genting 2018. Sumber: ESL

Menyusul hal tersebut, Universe dan zai menjadi tumbal paska hasil buruk EG di ajang DOTA Summit 8. Menempati urutan 6-7th untuk tim sekelas Evil Geniuses mungkin bukan sesuatu yang dapat diterima. Apalagi melihat sejarah panjang EG yang terbentuk sejak tahun 1999,

Lantas, Evil Geniuses sendiri bisa dibilang belum memiliki kiat khusus untuk meracik roster mereka paska keluarnya Universe dan zai. Mereka bahkan nekat menarik Fear dari bangku pelatih dan membawa MISERY yang juga ‘ditendang’ dari OpTic Gaming.

Kekalahan EG dari Team Spirit. Source: ESL

Namun MISERY bisa dibilang menjadi standin langganan untuk Evil Geniuses. Pasalnya, butuh setidaknya 3 bulan dan 6 ajang LAN hingga Evil Geniuses mengumumkan peresmian MISERY di roster tim tersebut.

BACA JUGA: [TI8 Team Profile] Kembalinya Raksasa SEA, Mineski di TI8 Setelah Tujuh Tahun!

Dengan Fear dan MISERY, Evil Geniuses bisa dibilang cukup berkembang, meskipun dengan awal yang tidak baik dengan posisi 5-8th di Captain Draft 4.0.

Namun mereka kembali memanjat setelah berada di posisi runner-up Galaxy Battles II, meskipun harus kalah telak 3-0 dengan tim VGJ.Thunder.

Fear, BuLba dan MISERY di ESL Birmingham 2018. Sumber: ESL

Jadwal yang kian padat pun sekaligus menguji ketahanan stamina atlet esports tersebut, berselang seminggu mereka mendatangi ESL One Genting 2018 di Malaysia. Namun performa tim terlihat menurun di ajang tersebut setelah turun di posisi 3-4th setelah ditaklukan oleh Team Liquid.

Fear dan MISERY dinilai belum efektif membawa perubahan ke strategi dan roster tim Evil Geniuses. Bahkan di dua ajang LAN berikutnya, ESL One Katowice 2018 dan PGL Bucharest Major 2018 mereka harus puas di posisi 5-8th. Hal ini pun menuai polemik di komunitas Dota 2 di Amerika Utara.

Roster EG di GESC: Indonesia Dota2 Minor. Sumber: GESC

Hingga akhirnya Evil Geniuses sedikit membuahkan hasil saat menjuarai ajang GESC: Indonesia Dota2 Minor di Tangerang Selatan, ICE BSD. Melawan VGJ.Thunder, EG dirasa menang mudah dengan keunggulan 2-0 tanpa balas.

eg gesc indonesia minor
Dokumentasi: Dian Pratama / RevivaLTV

Apakah awal mula bangkitnya Evil Geniuses? Bila kalian berpikir demikian mungkin tidak bila melihat track record mereka sesudahnya. Pasalnya, 3 ajang LAN berikutnya Evil Geniuses menunjukan permainan yang teramat buruk.

Bila kalian sebuah tim esports dengan sejarah panjang dan berisikan pemain penuh bintang, rasanya posisi di bawah 4 besar merupakan ‘aib’.

Terbukti dari kegagalan Evil Geniuses di Dota 2 Asia Championship (DAC), GESC: Thailand Dota2 Minor, dan ESL One Birmingham 2018.

 

https://wp.revivaltv.id/dota-2/pain-gaming-di-ti8/

Hasil yang membuat fans EG mengerutkan dahi ini berbuah dengan ditendangnya Fear dan MISERY dari susunan roster Evil Geniuses.

Tenang, kejutan baru akan datang setelah ini. Pasalnya, sebelum ajang China Dota2 Supermajor tim EG mendatangkan mega bintang, s4 dan Fly.

Kedatangan Fly dan s4 ke Evil Geniuses. Sumber: EG Twitter

Bagaimana tidak, kedua pemain tersebut menjadi langganan juara major saat memperkuat OG dan s4 yang sempat memenangkan TI 3.

Belum cukup? Fly dengan pengalaman kapten sejak awal mula OG terbentuk rasanya bukan alasan yang kuat untuk menolak jasa pemain asal Israel tersebut.

Tentu ekspektasi pendukung EG semakin meninggi, namun justru yang didapatkan oleh EG di ajang tersebut yaitu kegagalan besar. Menempati posisi 9-12th dan kalah dengan Team Spirit dari regional CIS.

Tapi tenang, dalam dunia persilatan Dota 2 tentu kita membutuhkan masa penyesuaian. Terbukti dengan formasi dan strategi Evil Geniuses di gelaran DOTA Summit 9. Amunisi baru, Fly dan s4 berbuah manis dengan EG lewat kemenangan di ajang tersebut.

evil geniuses dota summit 9
Evil Geniuses menjuarai DOTA Summit 9. Sumber: BeyondTheSummit

Bisa dibilang tim tersebut mendominasi jalannya laga, bahkan OpTic Gaming tidak dapat berkutik begitu juga dengan Fnatic yang berisikan Universe. Di laga grand final tim raksasa SEA tersebut harus menelan kekalahan 3-0 tanpa balas.


Peran Fly dan Ambisi SumaiL di The International 8

SumaiL mengangkat trofi The International 5.

Bila menyebut nama SumaiL mungkin kalian akan terkesan dengan penggunaan Storm Spirit-nya yang apik. Tidak salah karena hero tersebut merupakan salah satu dari jajaran signature hero dari pemain berdarah Pakistan tersebut.

Dan juga Fly, sosok kapten dari OG ini memberikan kejutan ketika melepas tim yang ia bangun dari nol hingga sekarang ditukangi oleh n0tail. Namun apa yang spesial dari kedua orang tersebut selain roster Evil Geniuses yang lain?

SumaiL saat bermain di gelaran TI 5.

Kedua pemain tersebut bisa dibilang menjadi pilar dari Evil Geniuses setelah sukses di ajang DOTA Summit 9. Perlu kalian tahu bahwa SumaiL sempat berada di posisi Offlane ketika melakukan perubahan posisi dengan Fear.

Fear di GESC: Thailand Dota2 Minor. Sumber: GESC

Terlihat bahwa SumaiL kurang lepas dan lihai di posisi tersebut hingga akhirnya sang master mind, s4 datang menempati posisi tersebut. Kembali ke Midlane, SumaiL tampil beringas di bawah komando Fly.

Total pick & ban EG selama musim 2017/18. Sumber: dotabuff

Menggunakan hero-hero signature-nya di DOTA Summit 9 hingga berhasil menjuarai gelaran tersebut. DOTA Summit 9 dinilai menjadi momentum kembalinya performa Evil Geniuses ke jalur juara.

Pasalnya, Evil Geniuses hanya kalah sebanyak 3 kali di ajang DOTA Summit 9 dan Invoker juga Shadow Fiend menjadi hero favorit SumaiL selama di Los Angeles, Amerika Serikat. Golden Boy dari EG bisa dibilang kembali ke performa terbaiknya di ajang tersebut.

Data hero EG di DOTA Summit 9. Sumber: dotabuff

Fly juga tak lepas dari sorotan para penggiat esports Dota 2. Tangan dinginnya mampu membangun Evil Geniuses seperti sedia kala bila dilihat dari performa mereka di DOTA Summit 9.

Seperti biasanya, signature hero dari Fly seperti Phoenix dan Winter Wyvern mendominasi kemenangan EG di ajang tersebut.

https://wp.revivaltv.id/dota-2/kompas-tv-dota-2/

Memang seberapa menakutkannya Phoenix milik Fly? Bila kalian ingin tahu, sangat menakutkan. Pasalnya, sebanyak 10 kali Phoenix di-banned oleh lawan dari Evil Geniuses di ajang DOTA Summit 9.

Fly saat di OG menjuarai MDL Macau 2017. Sumber: MDL

Apa hanya itu saja? Tentu tidak, Fly yang mengetahui kemahiran para pemain Evil Geniuses di hero pool berhasil menyesuaikan META dengan mudah. Hasilnya, Pugna, Bloodseeker, Invoker, Necrophos hingga Enchantress masuk di jajaran hero terlaris EG di DOTA Summit 9.

Data hero EG di DOTA Summit 9. Sumber: dotabuff

Yup, bila kalian menangkap pesan tersirat di atas bahwa Fly mampu membaca META setiap patch dengan baik. Membaca situasi map juga tugasnya sebagai kapten sekaligus Support, mungkin seharusnya semua partisipan TI 8 menyadari hal ini.


Evil Geniuses sendiri belum bisa dibilang balik ke performa awal mereka sebelum menjajal tim-tim jawara di The International 8. Namun melihat tim-tim DOTA Summit 9 yang berisikan tim dari TI 8, tentu tidak salah bila EG bisa dibilang balik ke jalur juara.

MISERY memimpin EG di ESL One Birmingham 2018. Sumber: ESL

Memang pesona Fly di Support dan permainan Batrider lihai ala s4 menjadi amunisi tambahan untuk armada Bleed Blue menghadapi gelaran akbar Dota 2 tersebut. Lantas, sudah siapkah kalian melihat panggung Vancouver diguncang permainan apik Storm Spirit dari SumaiL?


Leave a Reply